Jumat, 02 Maret 2012

Dibawah Terik Panas


Terik panas sang surya menerpaku
Ditemani secarik kertas dan sebuah pena
Kulangkahkan kakiku di emperan sempit nan ramai
Kotak-kotak besi terhampar di pinggiran jalan
Dengan sigap para pencari nafkah itu mengeluarkan harta mereka
Menatanya semenarik serapi mungkin
Penuh harap yang melalui tertarik untuk membeli
Celotehan mereka bersahut-sahutan
Menawarkan harta mereka
Semua menawarkan padaku
Sampai kebingungan untuk ku menanggapinya
Berlalu-lalang manusia di sekitarku
Sampai menyembunyikan tubuhku yang pendek
Berdesakkan untuk memperoleh jalan
Sementara itu di jalanan terdengar keriuhan layaknya kampanye para pembual
Deru mesin berlomba-lomba
Teriakan dari mesin beroda bersahut-sahutan
Seakan ingin menunjukkan kalau merekalah yang paling berkuasa
Tidak mempedulikan bahwa saingan mereka hanyalah para renta
Yang sekuat tenaga mengayuh roda kehidupannya agar berputar memberi nafkah
Yang tidak mempedulikan kulit mereka terbakar sang surya
Yang tidak mempedulikan keringat mereka yang bercucuran
Yang tidak mempedulikan rasa letih mereka yang meminta istirahat
Yang tidak mempedulikan ribuan teriakan mesin beroda tertuju pada mereka
Seakan menyuruh para pengayuh itu merapatkan diri di tepian jalan
Agar menyediakan jalan bagi para pemilik mesin beroda itu
Ringkikan kuda pun kalah oleh keegoisan para angkuh itu
Hiruk-pikuk di sepanjang jalan
Bau saling bercampur
Keringat para pekerja keras memenuhi emperan dan jalanan ini
Kulanjutkan perjalananku
Masih ditemani secarik kertas dan sebuah pena
Serta terik panas sang surya pun masih menerpaku


-Vero-
25 februari 2012
sepanjang malioboro

Rabu, 14 Desember 2011

Pengumbar Kata

Kalimat-kalimat indah keluar dari mulutmu
Penuh janji kau ucapkan
Mungkin semua bunga-bunga indah ikut keluar saat itu
Semua tertutupi dengan rapi
Tapi omongkosong
Ya.
Semua hanya omongkosong
Semua hanya manis dimulut
Semua hanya harapan kosong
Bernada keromantisan
Bernada kemanisan
Bernada keindahan
Puih!
Muak aku mendengarnya
Muak aku mengingatnya
Muak aku muak
Brengsek!
Penjahat!
Bajingan! Ya! Semua ucapan dan janjimu bagaikan ucapan para bajingan!
Banci! Ya! Kamu cuma banci! Bukan seorang pria!
Kamu hanya sebuah pengumbar kata.

Selasa, 13 Desember 2011

Sendiri

Dan semuanya pun meninggalkanku disini. . .sendiri. . .
Dalam sebuah potret kehampaan. . .
Dalam sebuah potret kesendirian. . .
Yang mungkin tidak akan nampak dimata mereka. . .
Yang mungkin tidak akan sempat mereka hiraukan. . .
Aku hilang dalam kehampaanku. . .
Aku hilang dalam kesendirianku. ..
Hanya berteman semut-semut kecil ini. . .
Hanya berteman dengan hembusan angin ini. . .
Dan semuanya pun meninggalkanku disini. . .sendiri. . .sepi. . .


13-12-11 08:51 PM
Kala Hujan di Sudut Kamar Sempit

Jumat, 09 Desember 2011

Sepi

Sepi banget sih disini
emang sih ada banyak orang disini
tapi kamu nggak ada disini
kamu nggak ada
sepi banget rasanya
aku pengen kamu disini
aku pengen kita bisa ngobrol kayak kemarin sore
belajar bareng
aku kangen

kami

Pentas kecil TSD-3 Desember 2011-Senthong

Cowok Cantik

Bibirmu merah muda. . .kayak cewek
HIdungmu mancung. . .nggak kayak hidungku
Wajahmu bersih. . .kayak cewek
Tingkah lakumu kadang masih kayak anak kecil
Kamu nggak ngrokok. . .
Kamu nggak minum miras. . .
Kamu beda. . .
Ya, aku suka kamu

Kecemburuan Ini

hari ini aku rasakan kecemburuan ini
bukan cemburu layaknya kepada seorang kekasih
tapi cemburu kepada sikap orang itu

aku iri akan kedekatannya pada cowok cantikku
aku ingin bisa dekat seperti mereka dekat
aku menganggapnya seperti kakakku sendiir
tapi aku selalu cemburu kala dia sedang bersama cowok cantikku