Terik panas sang surya menerpaku
Ditemani secarik kertas dan sebuah pena
Kulangkahkan kakiku di emperan sempit nan ramai
Kotak-kotak besi terhampar di pinggiran jalan
Dengan sigap para pencari nafkah itu mengeluarkan harta mereka
Menatanya semenarik serapi mungkin
Penuh harap yang melalui tertarik untuk membeli
Celotehan mereka bersahut-sahutan
Menawarkan harta mereka
Semua menawarkan padaku
Sampai kebingungan untuk ku menanggapinya
Berlalu-lalang manusia di sekitarku
Sampai menyembunyikan tubuhku yang pendek
Berdesakkan untuk memperoleh jalan
Sementara itu di jalanan terdengar keriuhan layaknya kampanye para
pembual
Deru mesin berlomba-lomba
Teriakan dari mesin beroda bersahut-sahutan
Seakan ingin menunjukkan kalau merekalah yang paling berkuasa
Tidak mempedulikan bahwa saingan mereka hanyalah para renta
Yang sekuat tenaga mengayuh roda kehidupannya agar berputar memberi
nafkah
Yang tidak mempedulikan kulit mereka terbakar sang surya
Yang tidak mempedulikan keringat mereka yang bercucuran
Yang tidak mempedulikan rasa letih mereka yang meminta istirahat
Yang tidak mempedulikan ribuan teriakan mesin beroda tertuju pada
mereka
Seakan menyuruh para pengayuh itu merapatkan diri di tepian jalan
Agar menyediakan jalan bagi para pemilik mesin beroda itu
Ringkikan kuda pun kalah oleh keegoisan para angkuh itu
Hiruk-pikuk di sepanjang jalan
Bau saling bercampur
Keringat para pekerja keras memenuhi emperan dan jalanan ini
Kulanjutkan perjalananku
Masih ditemani secarik kertas dan sebuah pena
Serta terik panas sang surya pun masih menerpaku
-Vero-
25 februari 2012
sepanjang malioboro